I have been living in Semarang for five years and never have I ever played a tourist before. Like a real tourist in a day. It wasn't until Memel came here. Thanks to her, saya bisa 'belagak' turis di kota sendiri.
Bermodalkan satu hari saja untuk berkeliling Kota Semarang dengan berbagai landmarksnya, akhirnya kami berhasil mengunjungi tujuh destinasi. Mulai dari Klenteng Sam Poo Kong, Lawang Sewu, Kota Lama, Semarang Art Gallery, hingga mencicipi makanan serta dessert di Soto Bangkong dan Gelato Matteo. Oh, tak lupa juga mendatangi Bandeng Juwana sebagai tempat pemberhentian terakhir untuk membeli oleh-oleh. Sebenarnya, kami ingin sekali makan lekker Paimo, apalagi Memel belum pernah coba. Tapi sayangnya, ketika kami ke sana sudah tutup. Entah karena memang hari Minggu lekker Paimo tutup atau memang kita terlalu sore saja datangnya.
Anyway, Kota Lama jadi bagus banget sekarang setelah direnovasi! Semakin tourist friendly dan nyaman untuk pejalan kaki. Kata bapak Grabcar yang mengantar kami, setiap Jumat-Minggu malam selalu ada car free night. Cuma karena sudah harus mengejar penerbangan jam 9 malam, jadinya kami tidak sampai malam di Kota Lama.
Sebelum pulang, Memel sempat bilang, "duh gue nggak mau pulang". Lalu saya tanya kenapa. Katanya, "gue senang aja jadi turis". Ya siapa sih yang tidak senang menjadi turis? Datang ke kota atau tempat baru, being a stranger in one place, lalu bisa bertemu dan melakukan hal-hal baru.
Tapi sejujurnya, omongan Memel membuat saya berpikir. Harusnya saya bisa lebih bersyukur tinggal di satu kota yang bukan jadi tempat kelahiran saya. Saya bisa saja jadi turis setiap hari di sini jika ingin. Tapi nyatanya, saya nggak lakukan. Mungkin karena sudah terbiasa dan enggan menggunakan 'kacamata' yang baru untuk melihat sekitar. Or I just simply take all the things for granted?
Well, don't we all?
NM.
No comments:
Post a Comment