Friday, August 19, 2016

Dia Lo Gue

Merupakan sebuah kumpulan percakapan antara penulis dengan orang lain atau hanya sekadar menguping pembicaraan orang. Percakapan yang dianggap worth-to-noted and remembered.

Suatu Hari di Inten
Pak Guru: Contoh curah hujan tinggi ada di Bogor, yang rendahnya ada di Asem Bagus Jawa Timur.
Murid: Kalo Jakarta pak? Curah hujan apa?
Pak Guru: Ah, Jakarta.. Jakarta udah nggak jelas.

Gemini
Y: Semangat! Jangan sedih.
X: Makasih. Sini dong tos.
Y: Nggak. Apaan. Gue baru wudhu.
X: Yah, katanya nyemangatin. Tapi nggak mau tos (gangguin)
Y: (melipir)
X: Y
Y: Hmm?
X: I love you.

Sama Rata Sama Rasa
N: Gila! Gue survive. Udah delapan bulan nih hati terkoyak - koyak sepi.
G: Baru delapan bulan? Biasa aja ah, bukannya itu udah jadi makanan kita sehari - hari nyet?

Korban Qurban
X: Tahun ini korban apa lo?
Y: Perasaan.
X: Lagi?
Y: Nggak cukup duit gue buat beli kambing apa sapi, cuma bisa ngasih perasaan. Tiap tahun.
X: You saved everyone's feelings, but yours.

Perempuan dan Laki - Laki di Sebuah Kedai Kopi
"Apa?", tanya perempuan itu.
"Hmm?", jawab lelaki tak acuh.
"Maksud gue, apa liat - liat gue?"
Lelaki tersenyum, "Nggak papa, staring at you is my favorite thing to do."

Di Kelas dan Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pak Guru: Kalo kita mencintai seseorang, maka kita akan kembali dicintai. Udah hukum alam.
Murid: Ah, kenyataannya nggak gitu pak.
Pak Guru: Ya berarti kamu mencintai orang yang salah.

Stereotyping
Teman 1: Jadi lo lebih milih orang bali apa padang? Bli atau uda?
Teman 2: Gue lebih milih mas deh.
Teman 1: Orang jawa?
Teman 2: Iya, karena orang jawa itu jawaban dari semua pertanyaan. Termasuk cinta dan hidup gue.


-3 years ago / from my Tumblr

Thursday, August 18, 2016

Lagi, Lagi, dan Lagi

Ah, sejatinya yang kurindukan hanya fana. Ungkapan kata rindu pun tak bisa diucap karena telinga telah melebur dengan tanah. Tapi orang bilang mereka tetap dapat mendengar. Rasa - rasanya tidak adil.

Jika memang dunia telah berbeda, harusnya kita tak lagi dapat melihat, mendengar, atau merasakan. Kalau masih, ini tidak adil. Lagi, lagi, ini tidak adil.

Andai saja perbedaan tidak mengubah segalanya, andai saja kita masih tetap di sini. Dapat berpeluk satu sama lain. Ah, andai saja. Lagi, lagi, andai saja.

Orang bilang umur manusia hanya 63 tahun paling lama, selebihnya bonus. Bagaimana kalau batas itu belum teraih? Selebihnya umur akan diberikan pada siapa? Saya? Nggak mau. 

Saya antara mau tinggal lebih lama dengan mereka yang mana mereka juga harus lama. Atau berangkat lebih cepat karena mereka sudah lebih dulu pergi.


-2 years ago / from my Tumblr.

Words by Words

Some people always ask me to stop doing this addicted thing and make peace by letting it go. I know they’re all kind people, because they never want to see me sad and being physically and mentally broken down. I know. But do you guys ever think that I’m happy with what I’m doing right now even I don’t look that happy? Ever think that actually I don’t let it go not because I can’t let it go but I just don’t want to let it go? Ever think that it’s really hard to get my eyes off from him everytime he passes me by? Ever think that I actually find peace every moment I see him? Yes I do find peace and it’s real. Literally a peace. I know it sounds cliche, but my heart suddenly warms by itself everytime I look at him. And when my eyes meet his eyes, my whole world just… stops? I don’t know but my mind gradually takes me back to the past. Yes, it flashbacks. And do you want to know what the addicted thing is? It’s loving him; a person who’s already settle down with the one he loves the most.


-2 years ago / from my Tumblr.