Sunday, December 1, 2019

Photojournal: What Happens in Bandung, Stays in Bandung


Perjalanan ke Bandung minggu ini super dadakan; memutuskan ikut ke Bandung h-2 sebelum hari keberangkatan. Booking tickets, booking hotel, all in a rush. But I ended up feeling happy and content, thanks to Erika's mom and dad! Dan tentunya, makasih juga untuk Erika. Berasa dikasih hadiah liburan. Mungkin benar kata Oddie, "lebih baik rehat sejenak kalau tubuh dan otak sudah tidak dalam kondisi baik." Well, I get freshened up now!

Menghabiskan dua hari dan satu malam di Bandung sepertinya tidak akan pernah cukup karena banyak sekali tempat yang bisa dikunjungi. Meskipun setiap kali saya bertandang ke kota ini, rasa deg-degannya masih sama hahaha. Like there is always a weird sensation every time I come to this city—mau seberapa sering saya ke sini.

Selama di Bandung, kami menginap di Summerbird Bed and Brasserie, sebuah boutique hotel yang menggabungkan beberapa gaya dekor sekaligus, dari rustic, vintage, hingga scandinavian. It feels so homey! Oh, it also has a nice selection of food for breakfast.

Oh iya, sesaat setelah sampai hotel di siang hari, saya pesan nasi pedas komplit Kang Emen di daerah Paskal lewat Go-Food. Asli enak banget mau nangis. Kayaknya itu akan jadi makanan favorit saya di Bandung deh (barusan saya sempat cek Instagram @kang.emen ternyata ada cabang di Bekasi juga!)

Di hari pertama, kami menyempatkan diri ke Chinatown dan Braga Street. Tapi karena baru keluar hotel jam 8 malam, jadinya kami hanya sebentar saja di Chinatown. Kalau mau ke sana, ada baiknya sore hari. Soalnya untuk weekdays, Chinatown tutup jam 9 malam. Di Braga Street, kami juga sempat nongkrong di Kopi Toko Djawa sampai tutup! 

Esok harinya, saya niat mau ke One Eighty Coffee saja sambil baca buku untuk nunggu Ovin, sepupu saya, dan Erika. Tapi kok ya setelah saya lihat parkirannya ramai banget. Akhirnya melipirlah saya kesebrangnya, kampus ITB. Seru juga jalan-jalan sendiri di kampus orang. The first time I landed my feet on ITB was five years ago—saat Pasar Seni 2014. Nggak sabar di 2020, kata sepupu saya, Pasar Seni akan ada lagi! Oh iya, please check Ovin (Divina Ariadini) portfolio here. She's THAT good in drawing illustration and manga. She just graduated from DKV ITB but she's already got a lot of experiences! You should contact her if you need one.

Anyway, ketika saya di kampus dan berkamuflase di sana, I randomly chatted my old friend who used to be a student there and asked him where I was by sending the 22nd picture of this post hahaha. Turned out, he guessed it right! Well, I guess someone is very familiar with his place. I don't know why but I always tend to associate him with that campus or Bandung and that could be the reason why I chatted him randomly—if you somehow read this post, hi, A! :)

Satu hal yang saya perhatikan, di sana banyak kucing. Sampai saya tanya ke sepupu saya dan jawabannya adalah, "iya, banyak. Dan bisa aja ada mahasiswa lagi buru-buru ke kelas tapi pas ngeliat kucing, mereka berhenti dulu ngelus-ngelus kucing." And it happens in front of my eyes where I was there! So I was like, wow this is interesting.

Sebelum kami pulang, kami berhenti di destinasi terakhir, Se'i Sapi Lamalera. If you love spicy, just go with se'i sapi and sambal lu'at. Jangan lupa pesan teh pandannya ya!


Love,
NM.